Contoh Laporan Konseling Kelompok



LAPORAN KONSELING KELOMPOK

1.      Kelompok                   : I
2.      Jumlah anggota           : 5 orang
3.      Anggota                      : Konseli 1: Yudha dari 7G (Nama Samaran)
  Konseli 2: Febrina Suci dari 7E (Nama Samaran) 
  Konseli 3: Adinda dari 7F (Nama Samaran)
  Konseli 4: Arya Dwifa dari 7H (Nama Samaran)
  Konseli 5: Hana Maisarah dari 7I (Nama Samaran)

4.      Topik                           : Masalah Keluarga
5.      Tahapan                       :

·   Tahap I: Tahap Pembentukan
Konselor     : selamat siang anak-anak?
Konseli       : selamat siang pak…!
Konselor     : terimakasih sebelumnya atas kehadiran kalian untuk mengikuti
  kegiatan ini, sebelum kita mulai kegiatan ini mari kita berdoa 
  menurut agama dan keyakinan masing-masing, mulai…
Konselor dan Konseli berdoa bersama
Konselor     :Ten te kalian sudah saling mengenal, nah untuk lebih akrab lagi bagaimana jika kalian memperkenalkan diri kalian masing-masin?
Konseli       : nama saya Yudha dari 7G
                      Saya Febrina Suci dari 7E
                      Saya Adinda dari 7F
                      Saya Arya Dwifa dari 7H
                      Saya Hana Maisarah dari 7I
Konselor     : baiklah anak-anak, pertemuan ini dinamakan konseling kelompok, kalian tahu/pernah mengikuti?
Konseli       : belum pak…
Konselor     : konseling kelompok adalah  layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pemecahan masalah melalui dinamika kelompok. Dalam konseling ini setiap anggota kelompok berhak mengajukan pertanyaan, mengutarakan masalahnya dan memberikan masukan kepada anggota lain yang masalahnya sedang dibahas.

·   Tahap II: Tahap peralihan
Konselor     : di sini saya bertindak sebagai pemimpin kelompok dan kalian sebagai
  anggota, dan saya persilakan siapa dulu yang mau bicara, sudah siap?
Konseli       : siap pak !
Konselor     : ok, sebelumnya dalam proses konseling ini ada asas-asas yang harus
  dipatuhi bersama, asas-asas tersebut adalah:
1.      Asas kerahasiaan: semua anggota berjanji apapun yang terjadi dalam proses konseling ini tidak akan dibocorkan terhadap orang lain.
2.      Asas keterbukaan: semua anggota kelompok terbuka dalam menyampaikan permasalahannya
3.      Asas kesukarelaan: setiap anggota suka rela tanpa paksaan untuk mengikuti kegiatan ini
4.      Asas kenormatifan: semua anggota mengikuti norma-norma yang berlaku, menjaga sopan santun, saling menghormati, dan ketika memberikan solusi untuk anggota yang lain hendaknya sesuai norma yang berlaku.
Bagaimana setuju?
Konseli       :setuju…!

·   Tahap III: Tahap Kegiatan
Konselor     : baik, siapa dulu yang ingin mengemukakan masalahnya?
Konseli 1    : saya pak, saya merasa akhir-akhir ini ibu saya tidak sayang sama
                      saya, selalu  memarahi saya, padahal dulu tidak seperti itu, saya
  jengkel. Saya tidak konsen belajar, jadi males belajar.
Konselor     : iya, saya memahami perasaanmu, selanjutnya?
Konseli 2    : kalau saya tidak boleh pacaran sama orang tua, kan gak enak padahal
  aku suka sama seseorang, heheh…
Konseli 3    : saya merasa ibu saya lebih saying sama kakak saya daripada saya,
  kalau kakak minta apa-apa langsung dituruti, tapi kalau aku yang 
  minta pasti disuruh nunggu, kan gak adil.
Konselor     : ok, bapak mengerti yang kamu rasakan, berikutnya siapa?
Konseli 4    : saya pak, saya juga tidak boleh pacaran oleh orang tua, heheh
Konseli 5    : kalau saya, orang tua saya terlalu banyak menuntut, inilah itulah,  
                     harus baguslah nilainya, hmm…
Konselor     : baik, semua sudah mengemukakan masalahnya, nah sekarang  
  masalah siapa ya yang harus diselesaikan dulu?
Konseli       : masalah Yudha pak, kasihan sampai gak konsen belajar gitu.
Konseli       : iya setuju, kasihan Yudha
Konselor     : baiklah kalau begitu, Yudha ceritakan masalahmu.
Konseli       : begini, ibu saya seperti tidak saying sama aku, selalu marah-marah,  
salah sedikit marah, ibu sudah tidak saying aku, saya jadi males belajar. Percuma sulit untuk konsentrasi.
Konseli 2    : memangnya dulu ibu kamu gak gitu?
Konseli       : enggak, dulu baik kok gak suka marah-marah.
Konseli 4    : mungkin ibumu sedang ada masalah
Konseli 3    : iya makanya dia sering marahain kamu
Konseli 1    : aku gak tau
Konseli 5    : bagaimana ibu dengan ayah mu? Mungkin sedang ada masalah, maksudku bertengkar?
Konseli 1    : kayaknya enggak, baik-baik aja kok, cuman waktu itu ayah sedang ada masalah dengan saudara-saudaranya.
Konseli 3    : mungkin gara-gara itu, biasanya orangtua suka marah-marah kalau sedang ada masalah, seperti orangtuaku dulu.
Konseli 1    : tapi kenapa ibu yang marah-marah, ayahku biasa aja
Konseli 2    : ya mungkin ayahmu orangnya kuat, jadi sabar menghadapi masalah
Konseli 3    : iya, dan ibumu kurang sabar karena ayahmu dapat masalah, jadi dia suka marah-marah.
Konseli 5    : kamu juga harus sabar, positif tingking aja, gak ada lo orangtua yang gak saying sama anaknya sendiri
Konseli 2    : betul, coba kamu ingat dulu waktu sebelum ayahmu belum mendapat masalah, gimana sikap ibumu?
Konseli 1    : ya baik, saying ma aku
Konseli 2    : nah tu kan, sebenarnya ibumu saying ma kamu, karena ada masalah ini jadi ibumu gampang marah, kamu ngertiin ibumu aja.
Konseli 3    : ya kamu senengin ibu kamu aja, misalnya bantuin apa gitu, bantuin nyapu, atau bersih-bersih biar ibumu senang.
Konseli 5    : ya kamu tunjukin dengan belajar giat, pasti ibumu senang, apalagi kalau liat nilaimu bagus, yak an?
Konseli 4    : setuju tuh
Konseli 1    : iya juga yah, mungkin ibuku itu kepikiran masalahnya ayah
Konseli 4    : iya, kamu positif thinking aja, ibu mu marah bukan berarti tidak saying ma kamu, yak an?
Konseli 1    : iya kalian bener juga.
Konselor     : ok, bagaimana Yudha dari saran dan masukan teman-teman kamu?
Konselor     : iya pak mungkin ada benarnya, dan saya harus tetap rajin belajar.
Konselor     : bagus! Bagaimana sekarang? Masih jengkel dengan ibumu?
Konseli 1    : hehe.. tidak pak saya sudah lega
Konselor     : baiklah kalau begitu.

·   Tahap IV : Tahap Pengakhiran
Konselor     : karena sekarang sudah waktu masuk kelas kita akhiri pertemuan kita
                     ini, ok?
Konseli       : okeee…
Konselor     : sebelum kita akhiri mari kita berdoa bersama, mulai…
                    Selesai… selamat siang.
Konseli       : selamat siang pak.


1.      Identifikasi Masalah :

Konseli 1    : merasa ibunya akhir-akhir ini berubah suka sering marah-marah,
padahal dulu tidak, hal ini terjadi setelah ayahnya mendapat masalah. Ia berpikir ibunya sudah tidak saying lagi dengannya, sehingga ia sulit berkonsentrasi dalam belajar.
Konseli 2    : orangtuanya melarang pacaran karena masih kecil, padahal dia
menyukai seseorang untuk dojadikan pacar.
Konseli 3    : merasa ibunya lebih saying dengan kakanya daripada dengan dirinya,
apa yang kakaknya minta selalu dituruti, sedangkan jika dia yang minta harus menunggu lama.
Konseli 4    :orangtuanya melarang berpacaran, sehingga iri dengan teman-teman
yang lain yang sudah mempunyai pacar di sekolah.
Konseli 5    : merasa bahwa orangtuanya terlalu banyak menuntut, nilainya harus
bagus semua dan harus mendapatkan peringkat di kelas. Padahal dia tidak harus bisa melakukannya, ia merasa terbebani.

2.      Masalah yang menjadi prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu adalah masalah yang di alami Konseli 1 yaitu:
merasa ibunya akhir-akhir ini berubah suka sering marah-marah, padahal dulu tidak, hal ini terjadi setelah ayahnya mendapat masalah. Ia berpikir ibunya sudah tidak saying lagi dengannya, sehingga ia sulit berkonsentrasi dalam belajar.

3.      Analisis alternatif penyebab dari masalah:
Sejak ayahnya mendapat masalah, sikap ibunya berubah, sering marah-marah. Dia berpikir bahwa ibunya tidak sayang lagi dengannya. Sehingga ia tidak semangat lagi belajar dan sulit berkonsentrasi dalam belajar.

4.      Rangkuman alternative pemecahan masalah:
Masukan dari Konseli lain.
·         Jangan negative thinking pada ibunya, mungkin ibunya seperti itu karena ayahnya sedang dapat masalah
·         Berpikir positif, tidak ada orangtua yang tidak sayang pada anaknya sendiri
·         Membuat orangtuanya senang dan bangga dengan membantu orangtua dirumah, belajar dengan tekun dan meraih prestasi di kelas
·         Sabar, dan berpikir positif nanti jika masalah ayah selesai semua akan kembali normal, tetap semangat.

5.      Respon/tanggapan konseli terhadap berbagai alternative:
·         Senang dan lega dengan berbagai masukan dari konseli yang lain, dan akan mencoba melakukannya.

6.      Tanggapan/respon anggota kelompok terhadap permasalahn konseli:
·         Manfaat: dengan mengikuti konseling kelompok dapat menyelesaikan masalah dengan mendapatkan masukan-masukan dari anggota kelompok yang lain
·         Kesan umum: lega dan semangat baru
·         Pesan dan harapan terhadap konseling kelompok: mengharapkan waktu yang lebih banyak lagi agar semua masalah dapat segera diselesaikan juga.








Mengetahui,
Kepala Sekolah



Dra. Wahjoenijati, M.Si




Surabaya, 26 November 2012

Konselor



Edi Setiawan


0 komentar:

Posting Komentar