Contoh Artikel Skripsi



HUBUNGAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN PERSEPSI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SURABAYA

Edi Setiawan
Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
tvllankz@rocketmail.com
Kusbandiami
Bimbingan dan Konseling, FKIP, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya
kusbandiamiunipa@yahoo.co.id

Abstrak
Dalam proses belajar manusia tidak dapat dilepaskan dari persepsi. Semakin baik persepsi yang dimiliki oleh siswa tentang  belajar maka akan berpengaruh terhadap perilaku belajarnya yang positif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui signifikansi korelasi antara pelayanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya. Berdasarkan analisis data dengan menggunakan teknik korelasi product moment, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,5. Angka koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 95% dengan N = 50 diperoleh nilai tabel sebesar 0,297. Angka koefisien tersebut lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikan 95% (0,297). Jadi r = 0,5 > 0,297 yang berarti signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pelayanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya yang termasuk ke dalam kategori sedang.
Kata kunci: layanan bimbingan belajar, persepsi belajar


Abstract

In the process of human learning can’t be separated from perception. The better the perceptions held by students about learning it will affect a positive learning behaviors. This study aims to determine the significance of the correlation between the perception with counseling service learning eighth grade students of SMP Negeri 12 Surabaya. Based on data analysis by using product moment correlation, the correlation coefficient obtained at 0.5. Correlation coefficient is then consulted with r table at 95% significance level with N = 50 values ​​obtained table is 0.297. Coefficient is greater than r table at the 95% significance level (0.297). So r = 0.5 > 0.297, which means significantly. Based on the analysis, we can conclude that there is a significant positive relationship between perceptions of service counseling learning with eighth grade students of SMP Negeri Surabaya12 in the medium category.

Keywords: counseling service learning, perception learning




PENDAHULUAN
             Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar adalah kemampuan siswa dalam mempersepsi materi pelajaran yang diterimanya di sekolah. Persepsi merupakan aktivitas mengindra, mengorganisasi, dan menginterpretasikan serta menilai stimulus yang ada dalam lingkungan. Dalam hal ini stimulus yang sama belum tentu membuat seseorang mempunyai persepsi yang sama terhadap suatu hal (http://www.skripsi-tesis.com/hubungan-persepsi-siswa-terhadap-sistem-pembelajaran.htm).Hasil penelitian Herlina (2010) menunjukan terdapat perbedaan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar IPS pada siswa yang memiliki persepsi yang tinggi dan rendah tentang kualitas pembelajaran IPS dengan nilai FobsA > Ftabel (8,864 > 3,91). Hal ini menunjukan bahwa siswa dengan pesrsepsi belajar yang tinggi maka akan berpengaruh pula pada hasil belajarnya, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki persepsi belajar yang rendah, maka siswa tersebut akan bermalas-malasan dalam belajar sehingga prestasi belajarnya juga rendah.
Dalam proses belajar manusia tidak dapat dilepaskan dari persepsi. Persepsi di sini bisa diartikan sebagai pendapat, penilaian, pandangan langsung tentang lingkungan atau praktik-praktik belajar khususnya dan umumnya pendidikan yang dialami oleh siswa melalui indera atau sistem konseptualnya (Herlina 2010). Siswa akan membuat persepsi mengenai belajar dan apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu siswa akan bereaksi. Dengan demikian, jika semakin tinggi persepsi yang dimiliki oleh siswa tentang  belajar maka akan berpengaruh terhadap perilaku belajarnya yang positif.
             Jika persepsi siswa yang buruk terhadap belajar terus berlanjut tanpa adanya penanganan, ini akan berdampak pada prestasi dan hasil belajar siswa. Siswa dengan persepsi belajar yang buruk akan bermalas-malasan dan tidak termotivasi dalam belajar, jika sudah demikian biasanya siswa akan melakukan hal-hal untuk menghindari kegiatan belajar misalnya membolos, tidak mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah dan sebagainya, hal ini sangat memprihatinkan mengingat belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa untuk meraih masa depan dan cita-citanya.
             Pada dasarnya persepsi merupakan pemahaman, atau cara seseorang dalam memahami sesuatu. Jadi, ketika seseorang memandang sesuatu maka yang pertama kali muncul dalam pikirannya adalah persepsi terhadap sesuatu tersebut, dan dari informasi yang didapat dari pandangan tersebut akan mendorong seseorang untuk mengambil keputusan atau membuat kesimpulan.
             Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul yang berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan (Winkel, 1991). Menurut Tohirin (2007:130) bimbingan belajar bisa bermakna bantuan yang diberikan pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan (dalam ari luas) dan masalah belajar (dalam arti sempit). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas layanan bimbingan belajar adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
Sehingga sudah menjadi tugas seorang Guru BK atau Konselor sekolah untuk memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa-siswanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan belajar seperti persepsi siswa terhadap belajarnya yang negatif. Sehingga mampu membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

TUJUAN
             Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi korelasi antara pelayanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya.

METODE PENELITIAN
             Pada penelitian ini digunakan rancangan korelasional bivariat yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui taraf signifikansi korelasi antara variabel (x) pelayanan bimbingan belajar dengan variabel (y) persepsi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 12 Surabaya. Populasi dalam penelitian ini adalah para siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya sejumlah 112 siswa. Dari populasi tersebut diambil sampel sebanyak 50 orang siswa dengan menggunakan teknik proporsional random sampling melalui cara undian.
Sampel ditentukan secara acak sebesar 45% dari populasi, sehingga diperoleh sampel penelitian sebanyak 50 sampel dari kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya.
             Metode pengumpulan data menggunakan metode kuesioner yang dikembangkan melalui blue print layanan bimbingan belajar sebagai variabel x dan persepsi belajar siswa sebagai variabel y.
             Dalam penelitian ini, diadakan pengkajian instrumen dengan menggunakan validitas isi (content validity) melalui pendapat profesional. Adapun langkah-langkah yang penulis tempuh adalah (1) mendefinisikan secara operasional variabel, (2) menyusun blue print instrumen dengan cara menetapkan indikator-indikatornya dan menentukan deskriptornya, (3) menyusun item-item tersebut berdasarkan deskriptor yang telah ditentukan, dan (4) telaah ahli yaitu menelaah item-item yang peneliti lakukan dengan cara mengkonsultasikan dengan dosen pembimbing (professional adjustment) dan selanjutkan merevisi instrumen kuesioner dan skala pengukuran sebagai bentuk akhir instrumen penelitian yang kemudian dilakukan try-out.
Selanjutnya dicari reliabilitasnya menggunakan teknik ganjil-genap dengan rumus korelasi product moment dilanjutkan dengan rumus Spearman Brown maka diperoleh angka reliabilitas 0, 666 untuk variabel x dan 0, 601 untuk variabel y.
Uji hipotesis menggunakan korelasi product moment dengan taraf kepercayaan 95% diperoleh angka koefesien korelasi sebesar 0,5. Dari hasil penelitian dengan total N = 50 diperoleh hasil r hitung  >  r tabel, yaitu 0,5 > 0,297 maka kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah ada hubungan yang signifikan antara layanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya yang termasuk ke dalam kategori sedang.

HASIL PENELITIAN
             Melalui penyebaran kuisioner, maka didapatkan data yang selanjutnya akan dilakukan perhitungan nilai tabel kerja persiapan koefisien korelasi product moment.
Hasil analisis data dengan menggunakan teknik ganjil-genap dengan rumus korelasi product moment diperoleh angka statistik sebagai berikut; ∑x = 2322, ∑y = 2029, ∑x2 = 109218, ∑y2 = 83145, ∑xy = 94760, N = 50.
             Berdasarkan analisa data dengan menggunakan teknik korelasi product moment, diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,5 angka koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai r tabel pada taraf signifikan 95% dengan N = 50 diperoleh nilai tabel sebesar 0,297. Angka koefisien tersebut lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikan 95% (0,297). Jadi r = 0,5 > 0,297 yang berarti signifikan. Sehingga hipotesis penelitian adalah “ada hubungan positif yang signifikan antara layanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya”.

PEMBAHASAN
             Alex (2010:446) mengatakan “persepsi dapat didefinisikan sebagai proses menerima, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji, dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indra atau data”. Sarlito (2009:86) menyatakan “kemampuan untuk membeda-bedakan, mengelompokan, memfokuskan dan sebagainya itu, yang selanjutnya diinterpretasi disebut persepsi”. Jalaluddin (2001:51) yang menyatakan bahwa “Persepsi adalah proses pemberian arti tehadap lingkungan seorang individu, persepsi juga meliputi pengetahuan”. Persepsi mencakup penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut pengalaman. Dengan kata lain persepsi mencakup penerimaan stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap. Hal tersebut juga sesuai dengan teori yang dikemukakan Sarwono dalam Herlina (2010) bahwa persepsi dalam pengertian psikologi adalah proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh informasi tersebut adalah penginderaan (penglihatan, pendengaran, perabaan, dan sebagainya). Sebaliknya alat untuk memahami adalah kognisi.
             Persepsi berlangsung saat seseorang menerima stimulus dari dunia luar yang ditangkap oleh organ-organ bantunya yang kemudian masuk ke dalam otak. Di dalam terjadinya proses berfikir yang pada akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman. Pemahaman ini yang kurang lebih disebut persepsi (Sarlito, 2009:86). Persepsi merupakan keadaan integrated dari individu terhadap stimulus yang diterimanya. Apa yang ada dalam diri individu, pikiran, perasaan, pengalaman-pengalaman individu akan ikut aktif berpengaruh dalam proses persepsi. Pada dasarnya persepsi merupakan pemahaman, atau cara seseorang dalam memahami sesuatu.Jadi, ketika seseorang memandang sesuatu maka yang pertama kali muncul dalam pikirannya adalah persepsi terhadap sesuatu tersebut, dan dari informasi yang didapat dari pandangan tersebut akan mendorong seseorang untuk mengambil keputusan atau membuat kesimpulan.
             Persepsi belajar merupakan sebagai suatu proses penerimaan stimulus dari luar melalui panca indra yang kemudian masuk ke dalam otak dan terjadi proses berfikir yang akhirnya terwujud dalam sebuah pemahaman, atau dengan kata lain persepsi belajar adalah suatu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Dalam hal ini stimulus yang diterimanya berupa pesan/informasi belajar.Salah satu faktor yang mempengaruhi siswa dalam belajar adalah kemampuan siswa dalam mempersepsikan materi pelajaran yang diterimanya di sekolah.
             Siswa akan membuat persepsi mengenai belajar dan apa yang ditangkap oleh inderanya, kemudian dari hasil persepsinya itu siswa akan bereaksi. Dengan demikian, jika semakin tinggi persepsi yang dimiliki oleh siswa tentang  belajar maka akan berpengaruh terhadap perilaku belajarnya yang positif dan akan berpengaruh juga terhadap prestasi belajarnya.
             Menurut Hibana (2003:41) bimbingan belajar adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk dapat membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingintahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Bimbingan belajar atau bimbingan akademik adalah suatu bantuan dari pembimbing kepada individu (siswa) dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul yang berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di institusi pendidikan (Winkel, 1991).Menurut Tohirin (2007:130) bimbingan belajar bisa bermakna bantuan yang diberikan pembimbing kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah pendidikan (dalam ari luas) dan masalah belajar (dalam arti sempit), sehingga dapat diartikan layanan bimbingan belajar adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh pembimbing atau Konselor sekolah kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar. Sehingga dapat diartikan layanan bimbingan belajar adalah suatu pelayanan yang diberikan oleh pembimbing atau Konselor sekolah kepada siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah belajar.
             Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara layanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII di SMPN 12 Surabaya. Sudah menjadi tugas seorang Guru BK atau Konselor sekolah untuk memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa-siswanya dalam mengatasi permasalahan-permasalahan belajar seperti persepsi siswa terhadap belajarnya yang negatif. Sehingga mampu membentuk kebiasaan belajar yang baik, mengembangkan rasa ingin tahu dan menumbuhkan motivasi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

SIMPULAN DAN SARAN
             Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan hasil penelitian ini sebagai berikut: diperoleh angka koefisien korelasi sebesar 0,5. Angka koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai tabel pada taraf signifikan 95% dengan N = 50 diperoleh nilai r tabel sebesar 0,297. Angka koefisien tersebut lebih besar daripada r tabel pada taraf signifikan 95% (0,297). Jadi r = 0,5 > 0,297 yang berarti signifikan. Berdasarkan hasil analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pelayanan bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Surabaya. Bila dihubungkan dengan tabel indeks kategori r product moment, dapat diketahui bahwa korelasi antara bimbingan belajar dengan persepsi belajar siswa ada pada tingkat kategori sedang atau cukup.
             Mengingat pelayanan bimbingan belajar mempunyai hubungan yang signifikan dengan persepsi belajar siswa, maka guru BK harus berusaha untuk lebih meningkatkan tugas-tugasnya secara berkelanjutan dan terkait dengan persepsi belajar siswa dalam kegiatan belajar, hendaknya pelayanan bimbingan belajar dapat terus dilaksanakan dan diberikan kepada siswa atau peserta didik guna mengatasi masalah-masalah dalam belajar, agar siswa mampu memberikan persepsi belajar yang positif sehingga siswa dengan senang hati melakukan kegiatan/proses belajar.
Untuk meningkatkan kompetensi guru BK (Konselor Sekolah), perlu dilakukan berbagai kegiatan pendidikan, pelatihan dan kegiatan yang terkait dengan peningkatan profesionalitas sebagai tenaga pendidik.





DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia
Admin2. 2008. Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Sistem Pembelajaran dengan Kemampuan Siswa dalam Belajar di SMP Negeri 2 Tanjungsari Gunung Kidul Tahun Ajaran 2005/2006. Diakses dari http://www.skripsi-tesis.com/hubungan-persepsi-siswa-terhadap-sistem-pembelajaran.htm. pada tanggal 29 Agustus 2012 pukul 15.30
Bimo Walgito. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offsed


Herlina Perdanawati. 2010. Studi Komparasi Antara Persepsi Siswa tentang Kualitas Pembelajaran IPS dan Intensitas Penggunaan Sumber Belajar dengan Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 2 Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta
Hibana. 2003. Bimbingan dan Konseling Pola 17. Jakarta: PT Ikrar Mandiri Abadi.
Jalaluddin Rakhmat. 2001. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sarlito Sarwono. 2009. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: CV Rajawali
Tohirin. 2007. Bimbingan dan Konseling Di sekolah dan Madarasah (Berbasis Integrasi). Jakarta: CV Rajawali




0 komentar:

Posting Komentar