Konseling Individu
Identitas konselor
Nama : Edi Setiawan
Identitas Konseli
Nama : Yudha (Nama Samaran)
Jenis
Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Kelas VIII G
Usia : 14 tahun
Sinopsis
:
Yudha adalah siswa SMPN di Surabaya kelas VIII-G ia adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Setiap kali
ia melihat seseorang yang sedang marah,
ia merasa ketakutan, jantung berdebar. Hal ini terjadi saat Tantenya memarahi
dia dan saudaranya yang lain. Tantenya sering sekali menyalahkan dia dan
memarahinya, padahal ia merasa tidak salah. Tantenya selalu membela anaknya
(sepupu Yudha) meskipun anaknya salah.
Karena hal ini ia
merasa trauma dan terganggu sekali, ia merasa sulit berkonsentrasi belajar
ketika di kelas. Yudha khawatir ini akan berpengaruh pada hasil belajarnya
nanti, oleh karena itu ia perlu mengkonsultasikannya kepada konselor sekolah.
Strategi/teknik :
Teknik yang di gunakan dalam konseling adalah teknik
Relaksasi dan Disentisasi Sistematik.
Teknik relaksasi digunakan untuk meredakan ketegangan-ketegangan
yang terjadi dalam diri konseli agar konseli rileks dan tenang. Teknik
disentisasi sistematik adalah teknik yang digunakan untuk menghadapi
masalah-masalah kecemasan dan traumatik.
Kontrak
:
1. Acceptance 6. Refleksi perasaan
2.Bertanya
(terbuka/tertutup) 7.
Meringkas
3.Cek persepsi 8. Terminasi
4. Leading
5. Pernyataan
profesional
VERBATIM
No
|
Pelaku
Konseling
|
Dialog
|
Teknik
Konseling
|
Respon
|
1.
|
Konseli
|
Selamat siang pak, apa saya boleh konsultasi
dengan bapak?
|
||
Konselor
|
Oh, silahkan! Saya sangat senang Anda datang ke
sini, mari silakan masuk
|
Attending
Acceptance
|
Berdiri
dari tempat duduk & berjalan menuju konseli
|
|
2.
|
Konseli
|
Terima
kasih Pak, saya Yudha siswa kelas VIII-G
|
||
Konselor
|
Oh, ya Yudha, nampaknya anda ada keperluan dengan
pak Edi ya?
|
Acceptance/Rapport
|
Konselor
bersalaman
|
|
3.
|
Konseli
|
Iya pak, apa bapak ada waktu untuk saya, saya
ingin konseling sekarang.
|
||
Konselor
|
Tentu bisa, Pak Edi sangat senang sekali dengan
kedatangan anda ke sini, mari silakan, silakan duduk
|
Acceptance
|
Konselor
tersenyum
|
|
4.
|
Konseli
|
Terimakasih
pak
|
||
Konselor
|
Baik,
di sini kita bisa lebih santai, mari...
|
Menuju
kursi
|
||
5.
|
Konselor
|
Bagaimana
kabar Yudha hari ini?
|
Pertanyaan
tertutup
|
Tersenyum
|
Konseli
|
Alhamdulillah
baik pak
|
|||
6
|
Konselor
|
Syukurlah
kalau begitu, Baiklah, rupanya
pak Edi perlu berkenalan dulu dengan Anda, ada pepatah tidak kenal tidak
sayang.
|
Leading
|
Senyum,
ramah kepada konseli
|
Konseli
|
Iya
pak, terimakasih
|
|||
7
|
Konselor
|
Baik, nama bapak Edi Setiawan, bapak tinggal di
Surabaya, dulu SMA. Lalu pak Edi tertarik belajar bimbingan dan konseling,
sehingga melakukan studi pada program studi S1 Bimbingan dan Konseling di
suatu Universitas di kota Surabaya.
|
Acceptance/attending
|
Ramah,
Tenang, kea rah konseli
|
Konseli
|
Owhh…
|
|||
8
|
Konselor
|
Baik nak Yudha, apakah Anda sudah pernah mengikuti
konseling?
|
Pertanyaan
tertutup
|
Memandang
konseli
|
Konseli
|
Belum pernah pak? Baru sekarang ini saya mengikuti
|
|||
9
|
Konselor
|
Bagaimana, bila pak Edi menjelaskan tentang
konseling kepada Anda?
|
Mengarahkan/Leading
|
Tersenyum
|
Konseli
|
Ya pak saya sangat senang jika Bapak
menjelaskannya untuk saya
|
|||
10
|
Konselor
|
Baiklah, Konseling adalah bantuan profesional yang
diberikan konselor (pak Edi) kepada Konseli yaitu Anda, agar Anda mampu memecahkan
masalah/problem yang sedang Anda hadapi.
Konseling itu
dilandasi oleh asas-asas, seperti kerahasiaan, kesukarelaan, keahlian,
kegiatan, kemandirian, dan masih banyak yang lain. Namun apa yang saya
sebutkan ini merupakan hal yang sangat penting. Asas kerahasiaan menjamin
semua data-data atau informasi yang terkait dengan masalah kamu, selanjutnya pertemuan kita ini dibatasi oleh waktu.
Kita akan melakukan pertemuan dengan mempergunakan waktu kurang lebih 30 – 45
menit. Dengan adanya waktu yang singkat ini, maka kita sebaiknya benar-benar
memanfaatkan waktu yang ada. Nah, jika pada pertemuan pertama ini, masalahmu belum
terselesaikan, maka kita adakan perjanjian untuk mengadakan pertemuan
berikutnya. Bagaimana, kamu sudah paham?
|
Structuring
Pernyataan
professional
Pertanyaan
terbuka
|
|
Konseli
|
Begitu ya pak, wah... setuju pak, Ya pak saya
paham, lengkap sekali penjelasan bapak dan sekarang saya mengerti tentang
konseling
|
|||
11
|
Konselor
|
Ya bapak juga berterimakasih karena anda telah
sudi mendengarkan penjelasan bapak tentang konseling
|
||
Konseli
|
Ya
pak sama-sama…
|
|||
12
|
Konselor
|
Baiklah,
coba anda ceritakan kepada bapak apa yang menjadi ganjalan di hati anda saat
ini?
|
Pertanyaan
terbuka
|
|
Konseli
|
Begini
pak, saya merasa deg-degan, takut kalo lihat ada orang yang marah-marah.
|
|||
13
|
Konselor
|
Maksud
kamu?
|
Cek
persepsi
|
Memandang
konseli
|
Konseli
|
Jadi
begini pak, misalnya di kelas ada teman yang dimarahi oleh guru gitu, saya
langsung ketakutan, deg-degan gt pak.
|
|||
14
|
Konselor
|
Coba
kamu ceritakan pada saya, bagaimana itu bisa terjadi, atau sejak kapan itu
terjadi.
|
Pertanyaan
terbuka
|
|
Konseli
|
Begini
pak, dulu saya baik-baik saja, tapi sejak Tante saya sukses dan kaya ia
menjadi sombong dan berkuasa di keluarga kami, ia mempunyai anak tunggal dan
sangat dimanja. Dan siapa saja yang membuat anaknya menangis pasti dimarahi
habis-habisan.
Dan
saya selalu kena sasarannya pak, karena saya yang paling tua, pernah suatu
ketika kami bermain tiba-tiba sepupu saya bertengkar dengan saudara yang
lain, dan saya dimarahi habis-habisan. Ini terjadi sering sekali pak. Jadi
sejak itu saya kalo ada orang marah-marah pasti gemetar dan ketakutan.
|
|||
15
|
Konselor
|
Ya...
bapak memahami perasaan mu, nampaknya kamu sangat terganggu sekali dengan
keadaan ini.
|
Refleksi
perasaan
|
|
Konseli
|
Banget
pak…
|
|||
16
|
Konselor
|
Baiklah
kalau begitu, jadi kamu sekarang sedang mengalami trauma akibat Tante kamu
yang sering memarahi mu, bagaimana menurut mu?
|
Paraphrase
Identifikasi
masalah
Meringkas
|
Serius,
ramah
|
Konseli
|
Ya
begitulah pak
|
|||
17
|
Konselor
|
Anda sudah menyadari dan merasakan bahwa Anda saat
ini mengalami masalah trauma.
|
Cek
persepsi
Mengarahkan
|
Duduk
santai, senyum,
|
Konseli
|
Ya
pak dan saya ingin sekali menyelesaikan masalah ini
|
|||
18
|
Konselor
|
Bagus, ini sebuah kemajuan yang sangat saya
ninginkan. Oleh karena itu, saat ini sangat tepat bila kita mendiskusikan
tujuan yang ingin kita capai dalam konseling
ini
|
Leading
Merumuskan
tujuan
|
Badan
agak condok ke konseli
|
Konseli
|
Ya
pak saya setuju…
|
|||
19
|
Konselor
|
Baik, tujuan konseling kita ini adalah untuk
meningkatkan kemampuan Anda dalam mereduksi (menurunkan) intensitas
ketegangan yang Anda rasakan. Maksud pak Edi adalah hasil konseling ini
berupa Anda mampu menurunkan ketegangan akibat trauma yang anda rasakan.
|
Merumuskan
tujuan
|
Gerakan
nonverbal konselor
|
Konseli
|
Begitu
ya pak, lalu saya harus bagaimana pak?
|
|||
20
|
Konselor
|
Ya
sabar, Kita sudah berdiskusi tentang tujuan
konseling, sebagai harapan yang harus diwujudkan. Untuk bisa mewujudkan
harapan tersebut, diperlukan teknik atau cara yang mudah Anda lakukan. Pak
Edi ingin memilih beberapa teknik atau cara yang harus Anda pelajari bersama
pak Edi. Teknik yang pertama pak Edi pilih adalah teknik relaksasi. Agar
ketegangan yang kamu rasakan dapat direduksi sehingga kamu bisa lebih santai
dan rileks. Dan kemudian kita akan menggunakan teknik yang kedua yaitu disentisasi sistematik yaitu teknik
dimana kamu akan membayangkan keadaan/kondisi yang membuat kamu trauma, mulai
dari yang kamu anggap terendah, sedang, sampai keadaan yang paling tinggi
intensitasnya. Jadi kamu juga harus menyadari bahwa tidak ada kehidupan tanpa
masalah, sehingga manusia harus berikhtiar untuk mencari solusinya
|
Leading
Pemilihan
teknik/strategi konseling
|
Serius,
santai, dan ramah
|
Konseli
|
Baik pak Edi, saya setuju dan tertarik untuk
mempelajari kedua teknik yang bapak jelaskan tersebut.
|
|||
21
|
Konselor
|
Ok, sekarang silahkan Anda memulainya.
Rilekskan tubuh anda, ambil posisi duduk yang
nyaman, kemudian tarik napas perlahan dari hidung dan keluarkan perlahan
melalui mulut, lanjutkan hingga kamu benar-benar merasa nyaman dan rileks.
|
Leading
|
Senyum
|
Konseli
|
Hmmmmm…
huuuuhh… saya sudah merasa rileks pak.
|
|||
22
|
Konselor
|
Baik, sekarang mari kita lakukan teknik yang
kedua, pejamkan mata anda dan tetap melakukan relaksasi.
Sekarang saya akan menyebutkan keadaan/situasi
yang teringan, sedang, hingga yang terberat. Jika anda membayangkanya dan
anda merasa tidak sanggup/tidak kuat angkat tangan anda. Mengerti?
|
Leading
|
Santai
|
Konseli
|
Ya
pak saya mengerti.
|
|||
23
|
Konselor
|
Ok, bagus sekali mari kita mulai.
Tetap rileks, bayangkan anda sedang bermain dengan
saudara/sepupu anda di ruang keluarga dan tante anda ada di ruangan itu juga.
|
Leading
|
Santai
|
Konseli
|
(tetap
dalam posisi tenang)
|
|||
24
|
Konselor
|
Kemudian
sepupu anda (anaknya tante) bertengkar dengan saudara yang lain dan menangis.
|
||
Konseli
|
(masih
tenang)
|
|||
25
|
Konselor
|
Lalu tante menghampiri kalian.
|
||
Konseli
|
(mimic
wajah berubah, berusaha tetap tenang)
|
|||
26
|
Konselor
|
Sekarang
tante anda mulai berbicara dengan suara yang keras dan dan bayangkan raut
wajahnya.
|
||
Konseli
|
(terlihat
tegang dan gemetar)
Pak
saya ngeri membayangkannya.
|
|||
27
|
Konselor
|
Ok,
sekarang buka mata mu, rileks tarik napas dari hidung perlahan dan keluarkan
dari mulut, hingga anda benar-benar rileks dan tenang
|
||
Konseli
|
Huuuuhh…
sudah pak
|
|||
28
|
Konselor
|
Apa
yang anda rasakan?
|
Pertanyaan
terbuka
|
|
Konseli
|
Saya
ngeri pak, awalnya biasa saja tapi ketika saya mulai membayangkan tante saya
berbicara dan membayangkan wajahnya, saya ngeri pak.
|
|||
29
|
Konselor
|
Ok,
kita sudah pada tahap sedang, dan anda sudah merasa tidak sanggup, kita harus
melakukan ini lagi ketika anda sudah siap dan melewati tahap akhir yaitu
tahap yang terberat, bagaimana?
|
Menjelaskan
|
|
Konseli
|
Iya
pak, jadi ini harus dilatih lagi pak?
|
|||
30
|
Konselor
|
Tentu
kita akan mempraktikannya lagi
|
||
Konseli
|
Baik
pak
|
|||
30
|
Konselor
|
Bagaimana
keadaan mu sekarang?
|
||
Konseli
|
Saya
sedikit lebih baik pak karena sudah menceritakan apa yang saya rasakan, kapan
saya bisa datang lagi pak?
|
|||
31
|
Konselor
|
Baguslah
kalau begitu, saya selalu ada di ruangan ini, kapan saja jika kamu tidak
sedang ada KBM, bagaimana?
|
||
Konseli
|
Baik
pak, terimakasih saya permisi dulu sepertinya sudah masuk jam pelajaran.
|
|||
Konselor
|
Iya
Yudha, saya senang kamu sudah mau berbagi dengan saya, dan saya menunggu
kedatanganmu selanjutnya.
|
Mengakhiri
proses konseling
|
||
Konseli
|
Baik
pak saya permimi dulu, selamat siang?
|
|||
Konselor
|
Selamat
siang.
|
|||
…
|
…
|
…
|
…
|
…
|
1
|
Konseli
|
Pagi
pak?
|
||
Konselor
|
Selamat
pagi, eh Yudha, silakan
|
|||
2
|
Konseli
|
Iya
pak, saya mau melanjutkan yang kemarin.
|
||
Konselor
|
Baik,
bagaimana keadaanmu hari ini?
|
|||
3
|
Konseli
|
Baik
pak.
|
||
Konselor
|
Syukurlah
kalau begitu, baik sebelum kita melanjutkan teknik konseling kemarin, saya
ingin mengingatkan kembali bahwasanya masalah yang kamu hadapi adalah trauma
dari pengalaman kamu terhadap orang yang memarahi kamu, dan untuk itu dalam
konseling kita menggunakan dua strategi/teknik yaitu relaksasi dan disentisasi sistematik, kamu masih
ingat langkah-langkahnya?
|
Mengevaluasi
konseling sebelumnya
|
||
4
|
Konseli
|
Iya
pak saya masih ingat
|
||
Konselor
|
Good,
ok kita mulai tekniknya, sekarang rileks dan ambil napas dalam-dalam.
Pejamkan mata anda, sekarang bayangkan seseorang yang sedang memarahi anaknya
dengan suara pelan karena tidak mau belajar.
|
|||
5
|
Konseli
|
(tenang
dan santai)
|
||
Konselor
|
Sekarang
seseorang yang sedang memarahi anaknya dengan suara yang keras.
|
|||
6
|
Konseli
|
(mimic
wajah berubah)
|
||
Konselor
|
Dan
sekarang anda berada dalam sebuah ruang keluarga di sana ada semua anggota
keluarga termasuk tante kamu. Kamu sedang bermain dengan saudara-saudara
kamu, tiba-tiba saudara kamu bertengkar dan (anaknya tante) menangis.
Kemudian anda yang disalahkan, tante marah sekali kepada anda.
|
Leading,
mengarahkan
|
||
7
|
Konseli
|
(tegang,
gemetar, dan mengangkat tangan) saya tidak sanggup pak.
|
||
Konselor
|
Ok,
sekarang buka mata anda, rileks, tarik napas dari hidung dan keluarkan
perlahan dari mulut. Bagaimana perasaanmu?
|
|||
8
|
Konseli
|
Deg-degan
pak, tapi sudah lebih baik.
|
||
Konselor
|
Ok,
rileks saja ini butuh proses
|
|||
9
|
Konseli
|
Tapi
tidak seperti kemarin pak, saya sekarang tidak begitu ketakutan
|
||
Konselor
|
Bagus
sekali, ini suatu kemajuan.
Bagaimana,
kita lanjutkan?
|
Penguatan,
reward
|
||
10
|
Konseli
|
Saya
siap pak.
|
||
…
|
…
|
[melanjutkan
teknik dari awal hingga menuju kondisi/keadaan yang dianggap paling
menakutkan]
|
…
|
…
|
11
|
Konselor
|
Sekarang
bayangkan wajah seseorang yang sedang marah sekali, bahkan akan memukul.
Bayangkan raut wajahnya, tatapan matanya, dan suaranya yang sangat keras.
|
||
Konseli
|
(gemetar
dan mengangkat tangannya)
|
|||
12
|
Konselor
|
Ok,
buka matamu, rileks dan tenangkan dirimu.
|
Memimpin
|
|
Konseli
|
Huuuuhh…
ngeri pak
|
|||
13
|
Konselor
|
Kamu
sudah berusaha, tinggal satu langkah lagi, semua butuh perjuangan dan kamu
sudah melakukannya, ini suatu kemajuan yang cukup bagus.
|
Penguatan
|
|
Konseli
|
Baik
pak mari kita lanjutkan lagi saya sudah siap.
|
|||
14
|
Konselor
|
Baik,
mari kita mulai lagi
|
||
…
|
…
|
[dari
kondisi yang dianggap ringan, sedang, konseli sudah bisa bersikap tenang, dan
sekarang menuju ke kondisi yang dianggap terberat]
|
…
|
…
|
15
|
Konselor
|
Bayangkan
wajah seseorang yang sedang marah sekali, bahkan akan memukul. Bayangkan raut
wajahnya, tatapan matanya, dan suaranya yang sangat keras.
|
||
Konseli
|
(sudah
dapat bersikap tenang)
|
|||
16
|
Konselor
|
Bagaimana?
Apakah kamu sudah bisa melewatinya?
|
||
Konseli
|
Sudah
pak
|
|||
17
|
Konselor
|
Sekarang
buka matamu, rileks tarik napas dalam-dalam keluarkan perlahan.
|
||
Konseli
|
Huuuuhh…
saya sudah lebih baik pak
|
|||
18
|
Konselor
|
Bagus,
kamu berhasil melewatinya, selamat !
|
Reward
|
|
Konseli
|
Terimakasih
pak, saya senang sekali
|
|||
19
|
Konselor
|
Sama-sama,
jadi kamu harus tetap semangat dan jangan cemas/takut lagi kalau melihat
seseorang yang dimarahi/jika tante kamu memarahimu
|
||
Konseli
|
Iya
pak.
|
|||
20
|
Konselor
|
Bagaimana
apakah masih ada yang ingin kamu bicarakan lagi ?
|
||
Konseli
|
Sepertinya
tidak pak, tapi jika ada sesuatu saya boleh kan menemui bapak ?
|
|||
21
|
Konselor
|
Oh,
tentu saya akan sangat senang sekali jika kamu mau berbagi dengan saya
|
||
Konseli
|
Kalau
begitu saya permisi dulu pak, selamat pagi
|
|||
22
|
Konselor
|
Selamat
pagi.
|
Surabaya, 26 November 2013
Konselor
Edi Setiawan
|
1 komentar:
Maksih atas artikelnya. Saya juga dari prodi bimbingan dan konseling. Jangan lupa juga buat mengunjungi blog saya http://konselorkece.blogspot.com
Posting Komentar